Ilmuwan Melakukan Penelitian Implan Otak, Pikiran Orang Lumpuh Bisa Menjadi Teks
Jakarta - Sejumlah ilmuwan melakukan penelitian bagaimana implan otak bisa menerjemahkan pikiran orang lumpuh menjadi sebuah teks. Hasilnya
cukup menggembirakan karena berhasil di uji coba terhadap pria lumpuh
dengan akurasi mencapai 94 persen.
Implan yang digunakan adalah bagian dari kolaborasi penelitian lama yang
disebut BrainGate atau brain computer system user interface (BCI) yang
menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menafsirkan sinyal aktivitas
saraf yang dihasilkan selama tulisan tangan.
Percobaan dilakukan terhadap T5 yang mengalami lumpuh dari leher ke
bawah sejak 2007 setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Selama
percobaan, T5 berkonsentrasi seolah-olah sedang menulis, berpikir
membuat huruf dengan pena dan kertas imajiner.
Elektroda yang ditanamkan di korteks motoriknya merekam sinyal aktivitas
otaknya yang kemudian ditafsirkan oleh algoritme yang berjalan di
komputer eksternal. Lalu mendekode lintasan pena imajiner T5, yang
secara mental melacak 26 huruf alfabet dan beberapa tanda baca dasar.
"Sistem baru ini menggunakan aktivitas saraf yang kaya yang direkam oleh
elektroda intrakortikal dan kekuatan model bahasa. Ketika diterapkan
pada huruf yang didekodekan secara saraf, dapat membuat teks yang cepat
dan akurat,"kata penulis pertama studi Frank Willett, seorang ahli
prostetik saraf. peneliti dari Universitas Stanford seperti dikutip
Scientific research Alert, Selasa (9/11/2021).
Di sini, T5 menunjukkan kemampuan sistem tulisan tangan digital bagi
orang-orang yang hampir kehilangan semua gerakan fisik independennya.
Dalam pengujian, pria tersebut mampu mencapai kecepatan menulis 90
karakter per menit atau sekitar 18 kata per menit, dengan akurasi
sekitar 94 persen.
Kecepatan itu hampir setara dengan kecepatan mengetik pengguna ponsel
cerdas, yaitu sekitar 115 karakter atau 23 kata per menit, para peneliti
mengatakan. "Kami telah belajar bahwa otak mempertahankan kemampuannya
untuk meresepkan gerakan-gerakan halus setelah tubuh kehilangan
kemampuannya untuk melakukan gerakan-gerakan itu,"kata Willett.
Terlepas dari keberhasilan ini, para peneliti menekankan bahwa sistem
saat ini hanya merupakan bukti konsep sejauh ini. Karena ini hanya
terbukti bekerja dengan satu peserta, jadi jelas bukan produk yang
lengkap dan layak secara klinis.
Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan ilmuwan, tetapi mereka
telah mencapai hasil yang baik. "Hasil kami membuka pendekatan baru
untuk BCI dan menunjukkan kelayakan decoding yang akurat, gerakan
tangkas bertahun-tahun setelah kelumpuhan,"tulis para peneliti.
Komentar
Posting Komentar