Sebuah Fosil Telur Penyu Berusia 80 Juta Tahun di Dengan Sisa Embrio Ditemukan di China
Jakarta - Arkeolog
China menemukan telur penyu berusia 80 juta tahun dengan sisa-sisa
embrio di provinsi Henan, Cina. Penemuan ini adalah salah satu dari
sedikit fosil telur penyu yang diketahui mengandung embrio dengan
information anatomi.
"Fosil penyu dari Mesozoikum diketahui dari kelimpahan dan
keanekaragaman yang tinggi,"kata Dr. Fenglu Han dari China College of
Geosciences dikutip Scientific research Alert, Rabu (25/8/2021). Diketahui, beberapa fosil telur penyu juga ditemukan di provinsi Henan,
Shandong, dan Zhejiang, yang semuanya berasal dari oofamili
Testudoolithidae.
Embrio kura-kura yang difosilkan bahkan lebih jarang daripada telur. Penelitian kami
mewakili deskripsi anatomi dan identifikasi taksonomi pertama dari
kura-kura embrionik Mesozoikum,"katanya. Dalam studi tersebut, ahli paleontologi memeriksa telur penyu
bercangkang tebal dan lengkap yang mengandung sisa-sisa embrio dari
sekitar 94 hingga 70 juta tahun yang lalu.
Telur, yang dikumpulkan di Kabupaten Neixiang, Kota Nanyang, provinsi
Henan China, berbentuk bulat dan besar, dengan size sekitar 5,4 x 5,9
centimeters (2,1 x 2,3 inci). Spesimen ini adalah salah satu telur penyu
Mesozoikum bercangkang terbesar dan paling tebal yang pernah diketahui.
Berdasarkan ciri-ciri telur dan sisa-sisa embrio, mereka dapat dengan percaya diri menetapkan telur tersebut ke dalam
famili Nanhsiungchelyidae. "Spesimen tersebut dikaitkan dengan Nanhsiungchelyidae, kelompok kura-kura darat besar yang telah punah,
kemungkinan spesies Yuchelys nanyangensis,"kata mereka.
Spesimen baru juga memungkinkan identifikasi cengkeraman telur
nanhsiungchelyid lainnya dan perbandingan dengan Adocidae. "Cangkang
telur berkapur nanhsiungchelyids yang luar biasa tebal dibandingkan
dengan semua kura-kura lainnya mungkin terkait dengan adaptasi gaya
bersarang ke lingkungan yang sangat keras," katanya.
Komentar
Posting Komentar